Advertisement
Mungkin sebagian orang sudah tahu bahwa orang yang didiagnosis prediabetes, diharuskan dapat memodifikasi gaya hidup mereka lebih mengarah ke gaya hidup yang sehat, hal ini dianggap sebagai "landasan pencegahan diabetes."
Dengan melakukan diet secara bijaksana, ini berarti individu dengan prediabetes atau diabetes harus berusaha mengurangi asupan kalori yang berlebih, lemak jenuh, serta lemak trans. Terlalu banyak mengkonsumsi makanan dengan terlalu banyak lemak padat dan gula tambahan justru berdampak tidak baik.
Baca Juga:
- 'Lubang Cacing' Magnetik Berhasil dibuat di Lab
- Figur Alien Tersembunyi di Lukisan Mona Lisa
- Pesan Dalam Botol Usia Satu Abad Ditemukan Utuh
- Teori Relativitas Einstein Mungkin Bisa Menjadi Nyata
Modifikasi gaya hidup saat ini sudah berdasarkan dari pedoman American Association of Clinical Endocrinology, pedoman Asosiasi Diabetes Eropa, dan standar resmi perawatan Asosiasi Diabetes America. Strategi diet tersebut termasuk diantaranya mengurangi asupan lemak dan meningkatkan asupan serat (yang berarti makanan nabati tidak dimurnikan, termasuk biji-bijian).
Rekomendasi untuk mengkonsumsi gandum utuh berdasarkan penelitian yang menunjukkan bahwa makan banyak biji-bijian dikaitkan dengan penurunan risiko diabetes tipe 2. Penelitian baru menunjukkan bahwa biji-bijian juga dapat melindungi terhadap prediabetes.
Menurut standar resmi perawatan Asosiasi Diabetes Amerika, rekomendasi diet harus fokus pada mengurangi lemak jenuh, kolesterol dan asupan lemak trans (yaitu daging, susu, telur dan junk food). Rekomendasi juga harus fokus pada peningkatan omega 3, serat larut dan pitosterol, ketiga hal yang dapat ditemukan bersama-sama dalam biji rami, memang efisien, tapi masih jarang, intervensi untuk prediabetes. Dalam sebuah penelitian, sekitar 2 sendok makan biji rami tanah dalam sehari dapat menimbulkan penurunan resistensi insulin (ciri khas dari penyakit ini).
Jika standar perawatan untuk semua kelompok diabetes mengatakan bahwa gaya hidup adalah pengobatan pilihan untuk prediabetes. Hal itu dikarenakan aman dan sangat efektif. Lalu, mengapa tidak banyak dokter yang melakukannya? Sayangnya, kesempatan untuk mengobati penyakit ini secara alami sering tidak diakui. Hanya sekitar 1 dari 3 pasien melaporkan pernah diberitahu tentang diet atau olahraga oleh dokter mereka. Hal ini kemungkinan alasannya adalah kurangnya konseling pasien, kurangnya sumber daya, kurangnya waktu, dan kurangnya keterampilan.
Salah satu alasan penting yang mungkin menjadi kegagalan kepemimpinan dalam profesi medis dan pendidikan kedokteran adalah tidak mengenali dan menanggapi sifat perubahan pola penyakit.
Lalu, seberapa jauh di belakang profesi medis? Sebuah laporan oleh Institute of Medicine pada pelatihan medis menyimpulkan bahwa pendekatan mendasar untuk pendidikan kedokteran ternyata "belum berubah sejak 1910."
Dari sini kita bisa menyimpulkan bahwa, pasien harus benar-benar aktif bertanya dan konsultasi dengan dokter mereka tentang pengetahuan akan penyakit ini, dan diet apa sajakah yang harus dilakukan. Sebab, terkadang antara dokter dan pasien sendiri tidak benar-benar terjalin komunikasi yang baik.
(care2)
Artikel Menarik Lainnya:
Hi
BalasHapusDoctors at the International Council for Truth in Medicine are revealing the truth about diabetes that has been suppressed for over 21 years.
Last year they helped over 17,542 type 2 diabetics end the need for prescription drugs, insulin injections and blood sugar monitoring.
This year they're on track to help over 30,000.
In just a few weeks, 96% of their patients are able to stop ALL diabetes medication and insulin injections.
No more neuropathy pain, pricking your finger, or the need for expensive medication.
Learn about this groundbreaking new research here: Doctors Reversed Diabetes in Three Weeks.
Take care,
Talk soon.
.
thanks
Hapus