Advertisement
Dalam penelitian ini dilakukan oleh para ilmuwan dari University of California, mereka membagi menjadi kelompok-kelompok dan makan 4 makanan yang berbeda, semuanya terdiri dari sekitar 40 persen lemak. Salah satunya adalah sebagian besar minyak kelapa, lemak jenuh. Berikutnya adalah setengah minyak kelapa setengah lagi minyak kedelai. Merupakan jumlah lemak tak jenuh ganda yang kebanyakan orang mengonsumsinya. Lalu yang ketiga dan keempat adalah diet lemak sama tinggi dipasangkan dengan jumlah fruktosa.
Baca Juga:
- NASA Rilis Video Tentang Sisi Gelap Bulan
- Misteri Dentuman Keras di California Terpecahkan
- Wanita Dengan Seribu Pengalaman Mati Suri
- Alasan Mengapa Harus Minum Teh Organik
Dari apa yang kita ketahui tentang gula, pada sebuah studi dengan seekor tikus, menunjukkan tikus yang mengonsumsi makanan berlemak dengan fruktosa ternyata memiliki berat badan di bawah dari tikus yang makan minyak kedelai tanpa fruktosa. Mereka juga memiliki hati yang berlemak dan resistensi insulin lebih buruk daripada tikus yang mengonsumsi dengan fruktosa. Mereka naik 9 persen lebih berat daripada tikus dengan fruktosa, dan 25 persen memiliki berat badan lebih berat dibandingkan dengan tikus yang makan minyak kelapa.
Sementara studi hanya berurusan dengan tikus, temuan ini tentu sangat menarik. Minyak kedelai saat ini sudah menyumbang sekitar 60 persen dari minyak yang dikonsumsi di beberapa negara, salah satunya di AS dan 50 persen dari minyak nabati yang diproduksi di dunia. Anehnya, peningkatan konsumsi minyak kedelai tampaknya mencerminkan peningkatan tingkat obesitas di beberapa negara tersebut dalam dekade terakhir ini, di samping peningkatan yang sudah terkenal sebelumnya akibat konsumsi fruktosa.
Meskipun tidak jelas apa yang membuat minyak kedelai begitu buruk, namun peneliti menduga bahwa hal itu dipengaruhi oleh cara dimana hati melakukan metabolisme terhadap lemak. Untuk menggali lebih dalam, mereka juga mempelajari minyak lainnya sehingga dapat melihat bagaimana perbandingannya. Minyak jagung ternyata juga menyebabkan obesitas secara signifikan lebih daripada minyak kelapa, tapi tidak cukup parah seperti minyak kedelai. Minyak zaitun dan lemak babi saat ini masih dalam pengujian, sedangkan untuk minyak canola masih belum diuji.
Mengapa penelitian ini penting bagi Anda? Sebab, minyak kedelai sudah ada di mana-mana, menyamar sebagai makanan pilihan cerdas dan sehat. Mereka juga ada dalam makanan olahan di seluruh dunia karena sangat murah dalam memproduksinya. Tentu setelah Anda mengetahui hal ini, Anda harus waspada dan perlu menyadari bahwa minyak kedelai adalah minyak yang berpotensi tidak sehat yang tersembunyi secara halus.
Saran saya, lebih baik Anda memilih yang lebih alami lagi, makanan yang diproses menggunakan pilihan minyak yang lebih sehat seperti minyak kelapa, mentega, dan minyak zaitun.
(care2)
Artikel Menarik Lainnya:
memang bener sih Kang, pokoknya yg mengandung minyak2an katanya kadar lemaknya tinggi, apalagi yg terbuat dari kacang-kacangan,,, berartti klo ngopi aman dari resiko Obesitas ya kang hehehee
BalasHapusKalo kopi Insya Allah aman kang, asal takarannya tepat, saya udh ngebuktiin sendiri kok, sampe skrg bodi saya tetep langsing sedangkan tmn2 kerja seangkatan mlh pada melar, hehe... :D
Hapuskalo badan gemuk suka ga pede ya mas kalo deketin cewe.hehe
HapusAh gak jg kok mas Hendri, temen saya ada orgnya gemuk dpt cewek cakep loh..., semua kan tergantung ceweknya jg.. makanya nyari cewek yg ikhlas dan tulus mencintai kita, gitu aja mas... :D tul gak? tp jarang cewek kyk gitu... hehe
Hapusnah kalo misalnya makan makanan berlemak trus ngopi gimana tuh mas?hehe
BalasHapuskan biar imbang.hehe
intinya sih jgn berlebihan mas.. mau mkn gorengan kek, mau ngopi kek.. hrs sesuai takaran..
Hapus