Advertisement
Terkubur di dalam butiran batu garam kuno, sebuah tim ahli geologi telah menemukan jejak-jejak atmosfer yang ramah terhadap binatang. Jika dikonfirmasi, temuan itu akan mendorong kembali peningkatan oksigen di Bumi ratusan juta tahun, menimbulkan pertanyaan baru tentang evolusi kehidupan yang rumit baik di sini maupun di luar tata surya kita.
Bumi mungkin menjadi marmer biru kita yang nyaman hari ini, tetapi masuklah ke dalam mesin waktu dan lakukan perjalanan kembali ke dua miliar tahun sebelumnya, dan Anda akan segera mati lemas akibat kekurangan oksigen. Sementara para ilmuwan telah menemukan jejak oksigen di Bumi sejak lebih dari tiga miliar tahun, butuh ribuan tahun aktivitas mikroba sebelum akhirnya udara menjadi sesuatu yang dekat dengan apa yang kita anggap bisa bernapas.
Baca Juga:
- Menguak Rahasia Misteri Perjalanan Waktu "Time Travel"
- EmDrive Bisa Membawa Kita Ke Mars Dalam 70 Hari?
"Para ilmuwan telah lama berdebat mana yang datang pertama: kehidupan yang lebih tinggi atau O2," kata Uwe Brand, seorang ahli geologi di Brock University dan rekan penulis pada studi tersebut. "Dengan temuan kami, kami dapat menempatkan perdebatan itu untuk beristirahat."
Menurut model dan bukti geokimia tidak langsung, tingkat oksigen atmosfer meningkat tajam menjelang akhir era Neoproterozoikum sekitar 600 juta tahun yang lalu, bertepatan erat dengan munculnya hewan laut dalam catatan fosil. Tapi sebuah studi baru mempertanyakannya kembali.
Dengan menganalisis gelembung udara yang terperangkap di dalam butir halit, atau garam batu, Merk dan rekan penulisnya kini telah menghasilkan pengukuran langsung paling awal dari atmosfer kaya oksigen. Sampel udara purba yang memiliki kandungan oksigen mulai dari 10,3 hingga 13,1 persen, lebih dari lima kali lebih tinggi dari apa yang sebelumnya diperkirakan oleh para ilmuwan untuk Neoproterozoic pertengahan. (Atmosfer modern kita adalah sekitar 21 persen oksigen)
"Saya pikir hasil kami akan mengejutkan orang," kata penulis studi Nigel Blamey.
Para ilmuwan terus mempelajari butir-butir halit tambahan dari bab-bab terdahulu dan selanjutnya dari sejarah Bumi, dan mereka berharap memiliki kronologi yang lebih rinci tentang munculnya oksigen segera. Jika penemuan awal mereka bertahan, itu menyiratkan kesenjangan substansial antara munculnya oksigen dan munculnya hewan selama ledakan Kambrium, menunjukkan bahwa beberapa prasyarat lain harus dipenuhi sebelum kehidupan multiseluler mengambil alih.
Dan itu akan memiliki implikasi yang mendalam bagi penemuan kehidupan yang rumit di luar tata surya kita. Dengan Bumi sebagai satu-satunya contoh kita untuk terus berjalan, orang mungkin berasumsi bahwa kehidupan yang kompleks selalu mengikuti atmosfer kaya oksigen. Jika ternyata bukan itu masalahnya, maka biosfer seperti milik kita sendiri dan makhluk seperti diri kita mungkin kurang umum daripada yang kita harapkan.
"Ada banyak kondisi lingkungan yang berbeda spesifik dari masa lalu yang dapat kita temukan terjadi dalam sampel modern," kata Benison. "Ini memberitahu kita tentang berbagai kondisi di Bumi dan juga berimplikasi pada Mars."
Semakin rumit saja. Semoga penelitian mereka benar-benar menemukan sesuatu yang akan membuat harapan kita tidak terputus di tengah jalan.
Setidaknya, Bumi masih memegang nomor satu untuk planet yang beroksigen dan berpenghuni. Tapi di luar sana, memang belum diketahui.
|
|
(gizmodo)
|
|
Artikel Menarik Lainnya:
- 
0 komentar:
Posting Komentar
Berkomentarlah yang baik dan sopan. Dilarang meninggalkan jejak link hidup maupun iklan promosi di kolom komentar. Silahkan hubungi Admin jika ingin bekerjasama dalam hal iklan. Terima kasih.