Advertisement
Realita ini menjadi semakin jelas pada akhir pekan kemarin ketika sebuah asteroid yang disebut 2016 QA2 melintasi Bumi dengan jarak hanya seperempat dari jarak Bumi ke bulan, dan melintas hanya hitungan jam setelah pertama kali terdeteksi. Bagaimana cara kita mempersiapkan diri jika hal ini seringkali terjadi?
Baca Juga:
- Misteri Pulau Melingkar dan Mengapung di Argentina
- Asteroid Bennu Dikhawatirkan Tabrak Bumi
- Jarum Tertua telah Ditemukan di Siberia
Orbitnya yang sangat tidak biasa membuatnya sangat sulit untuk ditemukan, apalagi jika ukurannya yang relatif kecil.
Kita bersyukur, sementara dalam hal ini kerusakan yang disebabkan akan minim bahkan jika objek tersebut berhasil menabrak planet kita, namun kedatangannya yang tak terduga merupakan hal yang perlu mendapat perhatian betapa rentan planet kita ini terhadap ancaman asteroid. Meskipun upaya yang terbaik sudah kita lakukan, kita tetap saja masih kecolongan.
NASA saat ini memiliki misi untuk dapat mendeteksi hingga 90 persen dari semua asteroid dengan ukuran 450 kaki atau lebih besar dari itu sampai tahun 2020, tetapi kurangnya teleskop dan tenaga kerja menjadi salah satu kendala untuk mencapai target itu semua.
Untungnya, asteroid yang melintas baru saja memiliki ukuran yang sangat kecil. Sehingga, bersyukur Bumi masih aman. Tapi ini menjadi pelajaran untuk kita semua. Bahwa bencana bisa datang kapan saja diluar kemampuan manusia untuk menangkalnya.
Artikel Menarik Lainnya:
0 komentar:
Posting Komentar
Berkomentarlah yang baik dan sopan. Dilarang meninggalkan jejak link hidup maupun iklan promosi di kolom komentar. Silahkan hubungi Admin jika ingin bekerjasama dalam hal iklan. Terima kasih.