Analisis DNA Mengungkap Apa yang Sebenarnya Terjadi di Pulau Paskah

Kamis, 19 September 2024

Antropologi

[Sains Box] Analisis DNA Mengungkap Apa yang Sebenarnya Terjadi di Pulau Paskah

Sebuah studi baru telah menepis anggapan bahwa penduduk pulau misterius itu secara tidak sengaja memusnahkan diri mereka sendiri.

Terkenal dengan kepala batu misteriusnya, Pulau Paskah sering disebut sebagai contoh tempat di mana penduduk asli punah karena kerusakan lingkungan yang tidak berkelanjutan.

Baca Juga:

Penduduk Pulau Paskah membangun patung-patung batu yang megah. (Kredit: CC BY 3.0 Bradenfox)

Tetapi apakah penduduk Pulau Paskah benar-benar menghancurkan sumber daya alam pulau itu dan memusnahkan diri mereka sendiri dalam prosesnya, atau mungkinkah nasib mereka berbeda sama sekali?

Sekarang sebuah studi baru telah meragukan teori keruntuhan populasi dengan menganalisis DNA lebih dari selusin penduduk pulau itu pada abad ke-19 dan ke-20 serta mempelajari genom mereka.

Temuan tersebut menunjukkan "tidak ada bukti kemacetan genetik" yang diharapkan jika keruntuhan signifikan terjadi di pulau itu selama abad ke-17.

Sebaliknya, populasi sebenarnya terus meningkat hingga tahun 1860-an.

"Kami rasa tidak ada bukti pada tingkat genetik tentang keruntuhan," kata rekan penulis studi Anna-Sapfo Malaspinas kepada Live Science.

"Saat terjadi keruntuhan, tingkat populasi akan menurun, dan kita akan kehilangan keragaman genetik."

Ada pula bukti yang menunjukkan bahwa penduduk pulau itu bercampur dengan penduduk asli Amerika antara tahun 1250 dan 1430 M, yang berarti bahwa mereka pasti telah menyeberangi lautan ke daratan Amerika (atau sebaliknya) dan tidak sepenuhnya terputus dari daratan selama waktu itu.

Namun, diperlukan lebih banyak penelitian untuk mempelajari aspek khusus kehidupan penduduk pulau ini.

*******

(livescience)