Advertisement
Sebuah studi baru telah mengungkapkan bahwa seseorang yang menghabiskan waktu berada dalam gravitasi nol (astronot yang berada lama di luar angkasa) dapat menyebabkan kondisi yang dikenal sebagai 'demam luar angkasa' yang menghasilkan peningkatan suhu tubuh sekitar 1C.
Meskipun kenaikan suhu ini tampak tidak banyak, namun kenaikan suhu terkecil pun dapat menyebabkan gangguan kinerja fisik dan mental seseorang, dan tentunya kondisi ini tidak ideal untuk melakukan perjalanan jarak jauh di ruang angkasa.
Baca Juga:
- Mungkinkah Struktur Mars yang Aneh ini Jejak Fosil?
- Diamene, Material Tipis Lebih Kuat dari Baja Terkuat
Temuan ini didasarkan pada analisis kesehatan dari sebelas astronot yang suhu tubuhnya tercatat sebelum, selama dan setelah waktunya berada di Stasiun Luar Angkasa Internasional.
"Di bawah kondisi tanpa bobot, tubuh kita merasa sangat sulit untuk menghilangkan kelebihan panas," kata Profesor Hanns-Christian Gunga. "Perpindahan panas antara tubuh dan lingkungannya menjadi semakin menantang dalam kondisi ini."
Para periset menemukan bahwa kenaikan suhu tidak segera terjadi namun berkembang secara bertahap selama sekitar dua setengah bulan berada di luar angkasa.
"Demam antariksa ini, seperti yang kita sebut, memiliki implikasi potensial untuk perjalanan jangka panjang luar angkasa terutama dalam hal kesehatan, kesejahteraan dan dukungan bagi astronot," tulis peneliti studi.
|
|
|
|
Artikel Menarik Lainnya:
0 komentar:
Posting Komentar
Berkomentarlah yang baik dan sopan. Dilarang meninggalkan jejak link hidup maupun iklan promosi di kolom komentar. Silahkan hubungi Admin jika ingin bekerjasama dalam hal iklan. Terima kasih.