Advertisement
Tardigrade adalah makhluk mikroskopik yang telah diketahui oleh para ilmuwan dengan kekuatan super mereka, sehingga ada yang mengatakan, meski dunia dilanda oleh bencana yang menyebabkan kepunahan massal, diperkirakan yang akan bertahan tetap hidup adalah makhluk yang satu ini.
Tardigrade dikenal sebagai "beruang air", ia menjadi terkenal karena kemampuannya bertahan dalam kondisi yang paling ekstrim sekalipun, bahkan ia juga bisa bangkit dari kematian. Hal inilah yang telah menarik perhatian para ilmuwan selama hampir lebih dari 250 tahun.
Baca Juga:
Satu hal yang paling menjadi misteri adalah mekanisme pemulihan makhluk hidup ini ketika mereka melalui kondisi ‘tubuh mengering’ selama satu dekade atau lebih namun dapat pulih kembali seperti sediakala. Hingga saat ini ilmuwan terus mencari mekanisme tubuh apa yang menyebabkannya mampu melakukan hal seperti itu.
Akhirnya, sebuah penelitian baru telah dapat mengungkap bahwa adanya protein khusus yang dikodekan menjadi DNA gelatin bisa jadi adalah kunci rahasia kekuatan super resusitasi Tardigrade.
Untuk melihat hewan ini, tidak bisa dilihat dengan mata langsung, memerlukan bantuan mikroskop karena tubuhnya memiliki ukuran antara 0,002 dan 0,05 inci (0,05 sampai 1,2 milimeter). Fitur tubuhnya agak gemuk seperti beruang, memiliki empat pasang kaki yang bercakar tajam, dengan kepala bulat dan mulut melingkar.
Makhluk ini hidup di tempat yang lembab seperti lumut dan gangang hampir di seluruh dunia. Para peneliti bahkan menemukan ia tahan panas yang membara dan dingin yang membeku hingga 300 derajat Fahrenheit (149 derajat celcius) dan serendah minus 328 derajat Fahrenheit (minus 200 derajat Celsius). Luar biasa!
Tardigrades bahkan bisa muncul tanpa cedera setelah terpapar dengan kondisi mendidih, tekanan tinggi, dan radiasi serta ruang hampa udara.
Untuk bertahan hidup, ia akan mengeluarkan air dari tubuhnya dan memasuki kondisi tersuspensi sebagai ‘tun’. Dalam kondisi ini ia akan menyusutkan tubuhnya menjadi seperti bola kecil yang mengering. Lalu ia akan memulihkan dirinya setelah kondisi tidak terancam. Yang masih membuat ilmuwan bertanya-tanya adalah bagaimana ia bisa menjadi ‘tun’ dalam rentang waktu yang cukup lama bahkan hingga dekade. Apakah DNA tersebut yang memiliki peran? Atau ada yang lainnya?
Artikel Menarik Lainnya:
0 komentar:
Posting Komentar
Berkomentarlah yang baik dan sopan. Dilarang meninggalkan jejak link hidup maupun iklan promosi di kolom komentar. Silahkan hubungi Admin jika ingin bekerjasama dalam hal iklan. Terima kasih.