Advertisement
Grover dan rekan-rekannya baru-baru ini menggunakan data kesehatan dari 4.000 pria dan wanita untuk mengembangkan model komputer yang mampu memperkirakan efek indeks massa tubuh seseorang (BMI), biasanya sering digunakan oleh dokter untuk mengukur obesitas dengan membandingkan tinggi badan dan berat badan seseorang.
Mereka menemukan bahwa orang yang kelebihan berat badan (BMI lebih besar dari 25 tapi kurang dari 30) hidup rata-rata kurang dari tiga tahun kurang dalam kisaran BMI yang sehat (antara 18,5 dan 25). Jumlah ini dua kali lipat bagi penderita obesitas (BMI lebih besar dari 30 tapi kurang dari 35), yang melihat penurunan enam tahun usia harapan hidup mereka. Berita itu bahkan lebih buruk bagi individu yang sangat obesitas (BMI 35 atau lebih tinggi), yang ditemukan berpotensi memotong kehidupan mereka sekurang-kurangnya delapan tahun, hanya karena kelebihan berat badan mereka.
Menurut penulis penelitian juga mengklaim bahwa obesitas cenderung berisiko mengembangkan penyakit jantung dan diabetes.
Lalu, apakah merokok buruk?
Faktanya bahwa kelebihan berat badan itu tidaklah sehat namun bukan yang paling menggemparkan dunia, tapi bagaimana dengan klaim awal Grover? Bagaimana hal ini menjadi beban masalah terlalu berat untuk melawan salah satu kebiasaan gaya hidup tidak menyehatkan yang dikenal oleh manusia yaitu merokok?
Sebuah laporan dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit tahun 2014, menyimpulkan bahwa merokok dapat memangkas harapan hidup seseorang dengan rata-rata satu dekade. Dan, seperti obesitas, menjadi perokok kronis (yang didefinisikan sebagai orang yang menghabiskan lebih dari 100 batang rokok dalam seumur hidup) menempatkan seseorang tersebut pada risiko yang lebih besar yang dapat mengembangkan berbagai kondisi kesehatan yang berbahaya, antara lain termasuk arthritis, kanker, penurunan fungsi kekebalan tubuh, diabetes, penyakit paru-paru, penyakit gusi, penyakit kardiovaskular, penyakit Crohn dan radang.
Kabar baiknya
Jika bermain dengan angka, obesitas memang masih jauh lebih baik dibandingkan dengan merokok, karena masih ada harapan untuk mereka yang berada di salah satu dari kedua jalur tersebut, merokok atau obesitas. Namun, jika pun sudah terlanjur berada di kedua jalur tersebut, tetap masih ada harapan juga untuk menuju sehat. Sebab, beberapa kerusakan yang dilakukan oleh merokok dan atau kelebihan berat badan dapat dibalik, jika orang tersebut melakukan praktik gaya hidup sehat.
Menurut para peneliti CDC (the Centers for Disease Control and Prevention), perokok yang menghentikan kebiasaan mereka di usia 34 tahun, bisa menutup dekade hidup mereka yang hilang. Mereka yang berhenti merokok sebelum berusia 44 tahun bisa mendapatkan kembali sembilan tahun hidup mereka, dan untuk mereka yang berhenti merokok di usia 59 tahun dapat memungkinkan seorang individu untuk mendapatkan kembali empat hingga enam tahun yang hilang.
Sedangkan untuk yang terkena obesitas, "Pola ini sudah jelas, semakin berat seseorang dan lebih muda usia mereka, maka semakin besar efek pada kesehatan mereka," kata Grover.
Dia dan timnya sedang menggali bagaimana kehilangan berat badan dapat mempengaruhi hasil kesehatan bagi individu kelebihan berat badan dan obesitas, meskipun penelitian yang ada menunjukkan bahwa penurunan berat badan hanya lima atau sepuluh persen dapat bermanfaat bagi kesehatan penderita obesitas.
Intinya
Lebih baik untuk tidak pernah merokok dan selalu menjalankan program diet dan olahraga yang sehat, tetapi jika Anda sudah terlanjur jatuh ke dalamnya, maka tidak ada waktu seperti sekarang juga untuk segera berhenti dan mendapatkan yang terbaik.
(care2)
Artikel Menarik Lainnya:
untung bodiku udh langsing
BalasHapus