Racun Ulat Asp Berevolusi dari Bakteri Ratusan Juta Tahun Lalu


Jumat, 04 Agustus 2023
Label: ,
Advertisement
[Sains Box] Racun Ulat Asp Berevolusi dari Bakteri Ratusan Juta Tahun yang Lalu

Para ilmuwan telah menemukan toksin dalam racun ulat asp yang melubangi sel dengan cara yang sama seperti racun yang dihasilkan oleh bakteri penyebab penyakit seperti E. coli dan Salmonella. Perilaku mirip dengan racun dari bakteri penyebab penyakit ini, dapat memainkan peran penting dalam mengembangkan obat penyelamat nyawa.

Temuan mereka mengungkapkan bahwa racun ini berevolusi dari bakteri lebih dari 400 juta tahun yang lalu.

Baca Juga:

Meskipun racun ulat sebagian besar belum dipelajari, namun kemampuannya untuk melubangi sel menawarkan potensi yang menjanjikan untuk pengiriman obat yang ditargetkan atau penghancuran sel kanker selektif.

Racun Ulat Asp Berevolusi dari Bakteri Ratusan Juta Tahun Lalu
Racun ulat Megalopygidae telah ditemukan memiliki gen toksin yang ditransfer dari bakteri. (Kredit: University of Queensland, Institute for Molecular Bioscience)


Tim penelitian ini dipimpin oleh Dr. Andrew Walker dan Profesor Glenn King dari Institute for Molecular Bioscience University of Queensland.

“Kami terkejut menemukan racun ulat asp benar-benar berbeda dengan apa pun yang pernah kami lihat sebelumnya pada serangga,” kata Dr. Walker.

“Saat kami melihatnya lebih dekat, kami melihat protein yang sangat mirip dengan beberapa racun bakteri yang membuat Anda sakit,” imbuhnya.

Racun bakteri ini menempel pada permukaan sel dan berkumpul menjadi struktur seperti donat, membentuk lubang dalam prosesnya.

“Ini mirip dengan mekanisme racun ubur-ubur kotak – dan seperti yang kami temukan sekarang – racun ulat juga,” tutur Dr. Walker. “Racun pada ulat ini telah berevolusi melalui transfer gen dari bakteri lebih dari 400 juta tahun yang lalu.”




Ulat asp (Megalopyge opercularis, larva ngengat) berasal dari Amerika Utara, di mana ia sering ditemukan di pohon ek atau elm.

Ulat ini mungkin terlihat tidak berbahaya, tetapi bulunya yang seperti rambut panjang menyembunyikan duri berbisa yang dapat memberikan sengatan yang menyiksa seperti menyentuh batu bara yang terbakar atau trauma benda tumpul - sering kali mengirim korbannya ke rumah sakit.

“Banyak ulat telah mengembangkan pertahanan yang canggih terhadap pemangsa, termasuk tetesan sianida dan lem pertahanan yang menyebabkan rasa sakit yang parah, dan kami tertarik untuk memahami bagaimana semuanya saling terkait,” kata D. Walker.

Racun adalah sumber molekul baru yang kaya yang dapat dikembangkan menjadi obat masa depan, pestisida, atau digunakan sebagai alat ilmiah. Penyelidikan IMB terhadap racun ular dan laba-laba telah menunjukkan potensi mereka yang luar biasa, tetapi racun ulat sangat kurang dipelajari.

“Racun yang melubangi sel memiliki potensi khusus dalam penghantaran obat karena kemampuannya untuk masuk ke dalam sel. Mungkin ada cara merekayasa molekul untuk menargetkan obat bermanfaat ke sel sehat, atau untuk membunuh sel kanker secara selektif,” pungkas Walker.

Semoga penelitian kelanjutan dari racun ulat ini dapat memberikan banyak manfaat. Kita nantikan saja kabar selanjutnya.

*******

Thanks
Sains Box
Sains Box

Artikel Menarik Lainnya:




FOLLOW and JOIN to Get Update!

Advertisement

12 komentar:

  1. Muy interesante. Te mando un beso.

    BalasHapus
  2. Thank you very much! It's very interesting but I don't like caterpillars.

    BalasHapus
  3. Hi!
    A very interesting article! It's a poisonous caterpillar, but it's very funny so hairy. :-)

    Thank you for visiting my blog. I am following your blog from now on.
    Greetings from Romania!

    BalasHapus
  4. Orang awam menamakan ulat bulu. Kapan tersentuh pada kulit, gatalnya
    minta ampun, diserai panas.

    BalasHapus

Berkomentarlah yang baik dan sopan. Dilarang meninggalkan jejak link hidup maupun iklan promosi di kolom komentar. Silahkan hubungi Admin jika ingin bekerjasama dalam hal iklan. Terima kasih.