Advertisement
Fisikawan sekarang percaya bahwa embrio planet besar telah bertabrakan dengan raksasa gas Jupiter di masa lalu yang sangat jauh. Pesawat ruang angkasa Juno milik NASA senilai $ 1,1 miliar, yang tiba di orbit sekitar Jupiter pada Juli 2016, telah mengajarkan banyak hal tentang planet terbesar tata surya kita ini.
Hal ini juga menimbulkan beberapa pertanyaan baru, seperti mengapa inti raksasa gas itu tidak sepadat yang diduga dan mengapa atmosfernya mengandung distribusi logam berat yang tidak merata.
Baca Juga:
- Katak Terbesar Di Dunia Ini Mampu Bikin Kolam Sendiri
- Awas, Jangan Asal Berenang, Ada Amuba Pemakan Otak
"Model interior Jupiter berdasarkan data Juno menunjukkan bahwa Jupiter memiliki inti yang tidak jelas meluas hingga hampir setengah dari jari-jarinya, yang tidak pernah dibayangkan oleh siapa pun," kata penulis studi terkemuka Shangfei Liu.
Sekarang para ilmuwan yang mempelajari anomali ini percaya bahwa mereka mungkin telah menemukan jawabannya dan itu semua berkaitan dengan kemungkinan adanya sebuah planet besar yang bertabrakan dengan Jupiter pada masa-masa awal tata surya.
Model komputer telah mengindikasikan bahwa inti protoplanet ini perlu bertabrakan dengan inti Jupiter untuk mencapai distribusi kepadatan dan logam berat yang kita lihat sekarang.
Jika planet ini melompati atmosfer Jupiter, itu tidak akan cukup.
Temuan ini juga menunjukkan bahwa Saturnus mungkin juga terlibat dalam tabrakan serupa di masa lalu.
"Ada penelitian yang menggunakan data Cassini (terutama selama grand finale) untuk memodelkan interior Saturnus," kata Liu. "Tapi Juno dirancang untuk mengukur medan gravitasi Jupiter, jadi datanya jauh lebih baik dan modelnya lebih andal. Tapi interior Saturnus layak untuk dilihat di masa depan."
(cnet)
Artikel Menarik Lainnya:
0 komentar:
Posting Komentar
Berkomentarlah yang baik dan sopan. Dilarang meninggalkan jejak link hidup maupun iklan promosi di kolom komentar. Silahkan hubungi Admin jika ingin bekerjasama dalam hal iklan. Terima kasih.