Advertisement
Ledakan itu, yang terjadi pada bulan Desember di atas Laut Bering, sebagian besar tidak diketahui karena lokasinya yang terpencil. Meteor memasuki atmosfer sekitar tengah hari pada tanggal 18 Desember dan meledak sekitar 25,6 km di atas permukaan bumi dengan kekuatan ledakan 173 kiloton - setara dengan sekitar sepuluh bom atom Hiroshima. Wow, mengerikan sekali!
Peristiwa tersebut menarik perbandingan dengan ledakan meteor Chelyabinsk 2013 yang menyebabkan kerusakan luas beberapa mil persegi dan melukai setidaknya 1.500 orang.
Baca Juga:
- Mengejutkan, Cincin Debu Ditemukan Di Orbit Merkurius
- Otot Buatan Untuk Robot Akan Dibuat Dari Sutra Laba-Laba
Menurut perwira pertahanan planet NASA, Lindley Johnson, peristiwa seperti ini hanya diperkirakan terjadi sekitar 2 atau 3 kali setiap 100 tahun.
"Itu adalah 40% pelepasan energi Chelyabinsk, tapi itu di Laut Bering sehingga tidak memiliki jenis efek yang sama atau muncul dalam berita," kata Johnson.
Jika ledakan ini terjadi di daerah padat penduduk, segalanya akan sangat berbeda.
Beberapa foto yang menunjukkan meteor itu sendiri dapat dilihat di bawah ini. Foto tersebut diambil oleh satelit Himawari Jepang.
Dan berikut dibawah ini adalah data ledakan meteor yang berhasil terdeteksi oleh sensor NASA dari tanggal 15 April 1988 sampai 15 maret 2019
Wow, banyak juga ya?
(bbc)
Artikel Menarik Lainnya:
Duh, untung meledaknya tidak di bumi tapi di luar bumi ya, Kak. Kalau tidak ... ngeri membayangkannya :(
BalasHapusJangan dibayangin, inget2 filem Armagedon aja deh..
HapusBerarti pecahan materialnya semuanya menghujam lautan dong ...
BalasHapusKalau menghujam daratan kaya apa ya beritanya
sepertinya begitu. kalo ke daratan ya bakalan heboh mas...
Hapus