Advertisement
Dengan piramida mereka yang mengesankan dan penguasaan matematika, tulisan serta seni yang tak tertandingi, suku Maya adalah salah satu peradaban paling sukses yang pernah muncul di Amerika Selatan. Namun, satu hal yang menjadi sebuah pertanyaan adalah penyebab keruntuhan mereka.
Sebenarnya apa yang menyebabkan keruntuhan mereka akhirnya telah lama menjadi topik perdebatan.
Namun kini, para ilmuwan lebih yakin dari sebelumnya bahwa kekeringan besar-besaran adalah penyebab peradaban Maya runtuh. Dengan menganalisis sampel sedimen yang diambil dari Danau Chichancanab, para ilmuwan telah mampu menentukan kondisi di Semenanjung Yucatan pada saat penurunan suku Maya.
Baca Juga:
- Planet Kepler 452b, Kandidat Bumi Kedua Yang Paling Layak Huni
- Mineral Baru Dalam Meteorit Ini Lebih Keras Dari Berlian
Temuan mereka mendukung penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa periode kekeringan yang panjang adalah penyebabnya.
"Peran perubahan iklim dalam keruntuhan peradaban Maya Klasik agak kontroversial, sebagian karena catatan sebelumnya terbatas pada rekonstruksi kualitatif, misalnya apakah kondisi lebih basah atau lebih kering," kata mahasiswa PhD, Nick Evans dari Universitas Cambridge.
"Studi kami mewakili kemajuan substansial karena memberikan perkiraan curah hujan dan tingkat kelembapan yang kuat secara statistik selama kejatuhan Maya."
Penelitian ini melibatkan analisis berbagai isotop air yang terperangkap di dalam kristal gipsum untuk menghitung perubahan tepat dalam kelembapan dan curah hujan selama ratusan tahun.
"Metode ini sangat akurat dan hampir seperti mengukur air itu sendiri," kata Evans.
Apakah benar teori baru ini menjawab pertanyaan tersebut, masih memerlukan penelitian lebih lanjut. Kita tunggu saja kabar berikutnya.
Artikel Menarik Lainnya:
0 komentar:
Posting Komentar
Berkomentarlah yang baik dan sopan. Dilarang meninggalkan jejak link hidup maupun iklan promosi di kolom komentar. Silahkan hubungi Admin jika ingin bekerjasama dalam hal iklan. Terima kasih.